''

Selasa, 30 November 2010

PENGANTAR LOGISTIK

1. PERANAN PROCUREMENT DALAM BISNIS LOGISTIK

Dalam logistik bisnis, procurement sangatlah penting. Tak terkecuali dalam MSDM. MSDM singkatan dari Manajemen Sumber Daya Manusia, adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal.
Procurement dalam MSDM ialah pengadaan tenaga kerja sesuai yang dibutuhkan oleh perusahaan. Procurement merupakan usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi. Procurement biasanya merupakan bagian tugas personalia atau HRD (Human Resources Departement) yang sering juga disebut departemen sumber daya manusia. Deprtemen ini kemudian mengelola, mengembangkan dan mengatur SDM. Dalam melaksanakan fungsi procurement perlu diperhatikan kualitas tenaga kerja, agar keinginan karyawan sesuai dengan keinginan perusahaan, maka terlebih dahulu ditetapkan standar personalia agar karyawan yang direkrut sesuai dengan keinginan dan harapan perusahaan.
2. PERANAN PURCHASING DALAM BISNIS LOGISTIK
a. Salah satu fungsi penting dalam bisnis
b. Elemen pokok pelaksanaan produksi
c. Bertanggung jawab atas outside manufacturing
d. Menentukan daya saing perusahaan
e. Fungsi strategis bagi perusahaan


3. PEMILIHAN SUPPLIER
Dalam suatu perusahaan, proses pemilihan supplier sangatlah penting. Dalam hal ini perlu adanya contoh untuk proses pemilihan supllier tersebut. Adapun, contohnya adalah :
Penentuan Prioritas Supplier Standard Parts Pada Satuan Usaha Aircraft Integration PT Dirgantara Indonesia Dengan Metode Analitic Hierarchy Process (AHP)
M WIBAWA HADIAN P (5063123)

a) Pengertian AHP
Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. AHP menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Penyusunan hierarki dimulai dengan pengidentifikasian elemen-elemen masalah yang berkaitan dengan penentuan prioritas suplier standard parts yg terdiri dari:
A. Sasaran atau tujuan dari penyusunan hierarki permasalahan, merupakan penentuan prioritas supplier standard parts terbaik berdasarkan kriteria yang terdapat pada lembar penilaian (kuisioner).
B. "Penentuan Prioritas Supplier Standard Parts", adalah tujuan (level 0)
C. Kriteria (level 1) merupakan syarat-syarat yang digunakan untuk mencapai tujuan dari masalah yang antara lain terdiri dari:
-Harga (H)
-Reliability (R)
-Responsiveness (Rs)
-Lead Time (Lt)
D. Subkriteria (level 2) merupakan uraian dari kriteria-kriteria di atas, yang terdiri dari:
-Negosiasi Penurunan Harga (Np)
-Kemudahan Pembayaran (Kp)
-Ketepatan Waktu (Kw)
-Penanganan Dokumen (Pd)
-Pemesanan Mendadak (Pm)
-Informasi Akurat (Ia)
-Kenyamanan Komunikasi (Kk)
-Pelayanan Cepat (Pc)
-Penyampaian Pesanan (Pp)
-Penyampaian Informasi (Pi)
E. Alternatif (Level 3) merupakan pemilihan dari per supplier standard parts yaitu :
-Avio Interior (SP A)
-EADS Cassa (SP B) -Metropolitan (SP C)
Adapun penjelasan terhadap kriteria dan subkriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut:
Kriteria (level 1)
 Harga adalah kriteria yang dipilih karena merupakan titik tolak utama PT Dirgantara dalam peningkatan efisiensi biaya dalam pemenuhan kebutuhan barang-barang spesifikasi.
 Reliability yaitu sebuah kriteria yang dipilih karena pada dasarnya supplier yang terpercaya adalah merupakan supplier yang handal dalam bidangnya sehingga kepercayaan sepenuhnya dapat diberikan tidak hanya dalam jangka waktu pendek melainkan dalam jangka waktu yang panjang.
 Responsiveness merupakan sebuah kriteria yang menggambarkan seberapa besar relationship perusahaan supplier dengan klien-kliennya dalam transaksi maupun bisnis yang dijalankan.
 Lead Time merupakan kriteria waktu yang diberikan supplier dalam penyampaian barang maupun jasanya kepada perusahaan.
Subkriteria (Level 2)
 Negoisasi Penurunan Harga, adalah tingkat kemudahan negosiasi PT. Dirgantara dengan supplier mengenai penawaran harga atas kuota barang.
 Kemudahan Pembayaran, adalah sistem yang ditawarkan oleh supplier kepada kepada PT. Dirgantara Indonesia dalam melakukan pembayaran atas pemesanan (order) barang.
 Ketepatan Waktu, adalah jangka waktu yang diberikan supplier kepada perusahaan sesuai dengan kontrak yang dibuat, tidak ada jangka waktu tambahan kecuali keuntungan bagi perusahaan.
 Penanganan Dokumen, adalah kriteria supplier yang menangani dokumentasi atas barang dengan rapih, sehingga dapat terhindar dari berbagai masalah yang seringkali muncul seperti hilang atau rusaknya dokumen atas barang yang dipesan.
 Pemesanan mendadak (Rush Order), merupakan kriteria supplier yang handal dalam menangani pesanan yang dilakukan secara mendadak oleh konsumen.
 Informasi Akurat, adalah pemberitahuan informasi yang tepat dan apa adanya dari supplier baik itu informasi atas keadaan, keberadaan maupun estimasi waktu kedatangan barang.
 Kenyamanan komunikasi, adalah supplier menawarkan jasa komunikasi apa saja tentang transaksi, misalnya email, faks, telepon dan media lain sebagai pendukung kegiatan transaksi.
 Pelayanan cepat, yaitu apabila supplier dihubungi oleh perusahaan pembeli/konsumen dengan cepat menanggapi keinginan atau kebutuhan konsumen tersebut, misalnya email dibalas dalam kurang dari 24 jam.
 Penyampaian pesanan, adalah kesesuaian jangka waktu penyampaian pesanan barang yang dipesan oleh PT. Dirgantara Indonesia.
 Penyampaian informasi, yaitu kecepatan dalam penyampaian informasi yang seringkali diperbaharui oleh supplier kepada PT. Diragantara Indonesia.

b) Responden
Responden yang memberikan penilaian adalah pihak yang memiliki tanggung jawab dan keterkaitan dalam hal pengadaan barang atau jasa di PT. Dirgantara Indonesia.
Responden yang melakukan penilaian antara lain :
1) Nama : Djaya Subrata
Bagian/Dept/Divisi : Planner Std. Parts & Consumable
Jabatan : Staf Planner AI

2) Nama : Budi Trianto
Bagian : Std. Parts & Consumable
Jabatan : Staf Planner AI

3) Nama : Maman S
Bagian/Dept/Divisi : AEI
Jabatan : Staf Planner AI

c) Menghitung Geometrik Mean, Bobot Prioritas (Eigen vector), Eigen Value, Consistency Index dan Consistency Ratio.
1. Matriks Perbandingan Kriteria Tujuan
a) Geometrik Mean Perbandingan Kriteria Tujuan
Kriteria Z1 Z2 Z3 GM
H >< R 3 3 3 3.00 H >< RS 2 1 2 1.59 H >< LT 1 1 1 1.00 R >< RS 1 1 1 1.00 R >< LT 0.25 3 3 1.31 RS >< LT 1 3 3 2.08

b) Bobot Prioritas (Eigen Vektor)
Kriteria H R RS LT Bobot Prioritas
H 1 3.00 1.59 1.00 0.36
R 0.33 1 1.00 1.31 0.19
RS 0.63 1.00 1 2.08 0.25
LT 1.00 0.76 0.48 1 0.19
∑ 2.96 5.76 4.07 5.39
c) Eigen Value (λmaks)
n
λmaks =∑
n = 4
λmaks = (0,36x2,96)+(0,19x5,76)+(0,25x4,07)+(0,19x5,39) = 4,256
d) Consistency Index (CI)
λmaks – n 4,256 - 4
CI = = = 0,085
n – 1 4 – 1
e) Consistency Ratio (CR)
CR = CI / RI
CR = 0,085/0,900
= 0,095

d) Hasil
Tabel pertama :
Kriteria Bobot Prioritas
Harga 0,358 1
Reliabilty 0,194 2
Responsiveness 0,254 3
Lead Time 0,193 4

Berdasarkan tabel di atas tersebut prosentase atas kriteria adalah :
1. Harga, dengan prosentasi 35,8 %
2. Reliability, dengan prosentase 19,4 %
3. Responsiveness, dengan prosentase 25, 4 %
4. Lead Time, dengan prosentase 19,3 %
Sedangkan pada subkriteria :
1. Negosiasi Penurunan Harga 17,9 %
2. Kemudahan Pembayaran 17,9 %
3. Informasi Akurat 12,4 %
4. Penyampaian Pesanan 11,4 %
5. Ketepatan Waktu 9,4 %
6. Penyampaian Informasi 7,9 %
7. Kenyamanan Komunikasi 6,9 %
8. Penanganan Dokumen 6,8 %
9. Pelayanan Cepat 6,1 %
10. Pemesanan Mendadak 3,1 %
Sedangkan hasil penilaian terhadap alternative supplier dari susunan bobot adalah :
1. Avio Interior, dengan prosentase 39,7 %
2. EADS Cassa, dengan prosentase 31,4 %
3. Metropolitan, dengan prosentase 28,9 %

Tidak ada komentar:

Posting Komentar