''

Jumat, 03 Desember 2010

ALL ABOUT RFID


1. Pengertian RFID
RFID kepanjangan dari Radio Frequency Identification atau dalam bahasa Indonesia berarti Identifikasi Frekuensi Radio merupakan sebuah metode identifikasi untuk menyimpan atau mengambil data dari jarak jauh menggunakan transpoder atau lebih dikenal dengan label RFID. Secara singkat RFID dapat digambarkan seperti berikut.


Selain dimasukkan di dalam sebuah produk, label atau kartu RFID juga dipasang di hewan atau bahkan manusia dengan tujuan untuk identifikasi dengan menggunakan gelombang radio. Adapun label RFID ada dua macam, yaitu yang aktif dan pasif. Dimana label yang aktif membutuhkan sumber tenaga untuk dapat berfungsi sedangkan label yang pasif tidak membutuhkan sumber tenaga.

2. Sejarah RFID

a)    Tahun 1939
Inggris menemukan IFF Transponder, yaitu sebuah teknologi yang digunakan secara rutin oleh tentara sekutu di Perang Dunia II untuk mengidentifikasikan pesawat tempur kawan atau lawan. Transponder semacam itu masih digunakan oleh pihak militer dan maskapai penerbangan hingga hari ini.
b)    Tahun 1946
Leon Theremin menemukan alat mata-mata yang dapat memancarkan kembali gelombang radio dengan informasi suara dan alat itu dimanfaatkan oleh pemerintah Uni Soviet. Alat ini diakui sebagai benda pertama dan salah satu nenek moyang teknologi RFID. Adapun cara kerja dari alat ini adalah gelombang suara menggetarkan sebuah diafragma (diaphragm) yang merubah sedikit bentuk resonator, yang kemudian memodulasi frekuensi radio yang terpantul. Alat ini merupakan sebuah alat pendengar mata-mata yang pasif dan bukan sebuah kartu/label identitas.
c)    Tahun 1948
Harry Stockman membuat karya tulis ilmiah tentang eksplorasi RFID yang berjudul Communication by Means of Reflected Power (Komunikasi Menggunakan Tenaga Pantulan) yang terbit di IRE, halaman 1196-1204, Oktober 1948. Stockman memperkirakan bahwa “… riset dan pengembangan yang lenih serius harus dilakukan sebelum problem-problem mendasar di dalam komunikasi tenaga pantulan dapat dipecahkan, dan sebelum aplikasi-aplikasi (dari teknologi ini) dieksplorasi lebih jauh.”
d)    Tahun 1973
Sebuah transponder radio pasif dengan memori ingatan dipatenkan Amerika Serikat dengan nomor 3,713,148 atas nama Mario Cardullo serta merupakan nenek moyang pertama dari RFID modern. Alat pantulan tenaga pasif pertama didemonstrasikan pada tahun 1971 kepada Perusahaan New York (New York Port Authority) dan pengguna potensial lainnya. Alat ini terdiri dari sebuah transpoder dengan memori 16 bit untuk digunakan sebagai alat pembayaran bea.
e)    Tahun 1983
Charles Walton mendapatkan paten pertama yang menggunakan kata RFID (Paten Amerika Serikat nomor 4,384,288).

3. RFID Di Indonesia

Jika perkawinan dua teknologi yaitu RFID (Radio Frequency Identification) dan teknologi selular dapat dikembangkan di Indonesia seperti halnya di jepang dan jerman mungkin warga Indonesia akan lebih mendapatkan manfaat seperti untuk membeli karcis bioskop dan membayar barang belanjaan di supermarket-supermarket. Namun, hal ini belum bisa diwujudkan karena hingga kini pengguna ponsel di tanah air baru bisa menikmati layanan mobile banking. Layanan ini sifatnya juga masih pasif, yakni pengguna hanya bisa melakukan transaksi sebatas seperti memakai ATM (Anjungan Tunai Mandiri). Sarinanto mengatakan,”Secara teknis, pemakaian teknologi kawinan RFID dan selular membutuhkan perhitungan bisnis yang matang. Tak bisa menerapkan teknologi ini, karena layanan gabungan tersebut melibatkan banyak pihak seperti perbankan, vendor, operator, konten provider, lembaga keuangan non-perbankan, dan kesiapan konsumen.
            Ada dua cara yang mungkin dikembangkan yakni:
a)    Membenamkan modul RFID ke dalam ponsel atau menggunakan layanan yang disediakan operator dengan me-generate barcode ke dalam ponsel.
b)    Pengguna ponsel yang ingin membeli sesuatu misalnya tinggal pesan ke operator untuk kemudian memperoleh barcode. Barcode inilah yang kemudian melalui teknologi RFID dipindai ke alat pembaca yang terhubung ke server perusahaan yang bersangkutan. Solusi terakhir ini beberapa waktu lalu disimulasikan HP (Hawlett Packard) Indonesia dengan menawarkan solusi sistem 2D Barcode. Berbeda dengan barcode satu dimensi yang ada pada barang-barang yang dijual di swalayan, 2D barcode memungkinkan pengguna memperoleh keamanan lebih tinggi. Hanya saying karena menggunakan layar ponsel, citra yang didapatkan bervariasi tergantung dari resolusi layar ponsel yang dipakai.
Jika RFID benar-benar akan digunakan di supermarket di indonesia untuk menggantikan metode barcode yang saat ini marak digunakan maka konsumen akan dimanjakan dengan adanya hal tersebut. Bagaimana tidak, walaupun proses belanja sama seperti biasanya, namun yang berbeda adalah pada saat pembayaran. Kasir tidak perlu membongkar belanjaan konsumen satu per satu. Hal ini bisa terjadi karena satu keranjang penuh dengan belanjaan tersebut hanya perlu dilewatkan ke pembaca RFID, maka seluruh barang yang ada di dalam keranjang tersebut akan dengan mudah teridentifikasi baik jumlah juga jenisnya, sehingga begitu keranjang selesai melintasi pembaca RFID ini –yang kurang lebih tidak mencapai 1 atau 2 detik- di mesin kasir sudah tertera jumlah uang yang harus dibayarkan. Proses transaksi pun menjadi berjalan lebih cepat.
Seperti pedang bermata dua, pemanfaatan RFID untuk digunakan di supermarket di Indonesia juga memiliki kekurangan antara lain harga epc RFID yang hanya 500 rupiah akan menambah harga belanjaan itu sendiri. Selain itu label RFID yang harus ditempelkan satu per satu ke setiap produk yang ada dengan cara manual.



 4. Perkembangan RFID
Di luar negeri, penggunaan RFID sudah berkembang antara lain:
a)    RFID di Kartu Penduduk Jerman
Jerman akan mulai memberlakukan kartu identitas nasional atau KTP berbasis RFID mulai 1 November 2010. Proyek ambisius ini dirancang untuk menyediakan warga negaranya sebuah system identifikasi yang lebih aman, serta metode yang aman untuk melakukan bisnis melalui internet.
b)    Facebook “like” di Dunia Nyata Menggunakan RFID
Sebuah festival “coca-cola Village” di Israel membawa tombol “like” ke dunia nyata. Hal ini dimaksudkan bahwa kita menyukai produk coca-cola hanya dengan mendekatkan label RFID yang dipakai seperti halnya pada facebook.





c)    Winnery menggunakan RFID
Tidak ada botol di fasilitas pembuatan wine , Free Flow Wines, di Sonoma. Winery tersebut memproduksi, menyimpan dan kemudian mendistribusikan  enam jenis wine Silvertap organik, yang  dibuat dari anggur  yang tumbuh di kebun-kebun anggur Sonoma County .
Sebaliknya, perusahaan menggunakan kegs plastik daur ulang, sehingga mengurangi dampak kerusakan lingkungan, dan mengharuskan restoran dan bar  menjual wine per-gelas,  yang dalam hal ini menantang tradisi wine yang biasanya selalu dijual dalam botol. Untuk melacak lokasi dan status dari tong-tong wine, dan untuk memastikan mereka dikembalikan, dibersihkan dan isi ulang, perusahaan ini memanfaatkan teknologi RFID.
d)   TAG Aktif RFID Untuk Loyalty Card
Novitaz, sebuah perusahaan yang menyediakan jasa penelitian pasar untuk industri ritel dan perhotelan, sedang mempersiapkan untuk meluncurkan sistem "loyalty card" yang menggunakan tag RFID aktif 433 MHz standar ISO 18000-7. Kartu NovitazInside akan memungkinkan pemilik merek dan pengecer untuk mendapatkan informasi target konsumen dan menawarkan kupon promosi dan diskon kepada konsumen, berdasarkan kebiasaan pengeluaran/belanja mereka.
e)   RFID Untuk Keamanan Bayi
RF Technologies, sebuah perusahaan  penyedia sistem monitoring RFID dan solusi  keamanan di bidang perawatan dan  kesehatan , mengumumkan produk baru Smart Sense , sebuah transmitter yang  menawarkan peningkatan keamanan bayi. Transmitter  baru ini  didukung oleh sistem software yang disediakan oleh RF yaitu  RF Technologies Safe Place Infant and Pediatric Security Solution, yang menggunakan teknologi RFID untuk membantu mencegah penculikan bayi, kemungkinan bayi tertukar serta memberikan alert kepada staff jika terjadi sesuatu pada transmiter tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

[1]      15 Juli 2010. RFID. (Http://www.google.com/Wikipedia/RFID.Htm , Diakses 17 Oktober 2010).
[2] Wanda. 25 Agustus 2010. Aplikasi RFID di Indonesia, Mungkinkah?.(Http://TeknoPreneur.com/ apilkasi-rfid-di-indonesia-mungkinkah.htm, Diakses 17 Oktober 2010).
[3] Faithtear. 3 Mei 2007. Jika RFID digunakan di Supermarket Indonesia.(Http://Faithtear.WordPress.com/Jika RFID Digunakan di Supermarket Indonesia « “Menurut Aku…”.htm , Diakses 17 Oktober 2010).
[4] Komunitas. 15 Oktober 2010. Radio Frequency Identification (Http://KomunitasRFID.Blogspot.com/Komunitas RFID ndonesia.htm , Diakses 17 Oktober 2010).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar