''

Jumat, 03 Desember 2010

Strategi Perusahaan


Strategi secara umum dapat digambarkan sebagai usaha atau cara-cara tertentu yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Strategi dapat diterapkan baik di tingkat corporate maupun di tingkat business unit, Robert N. Anthony dan Govindarajan membagi tingkat strategi corporate berdasarkan identifikasiindustri yang digeluti oleh perusahaan tersebut dan membagi strategi business unit berdasarkan kemampuannya menghasilkan return bagi perusahaan.
Sebelum memformulasikan sebuah strategi maka perlu dilakukan analisis yang baik terhadap lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Lingkungan internal perusahaan dapat dianalisis melalui teknologi yang digunakan, kegiatan produksi, usaha pemasaran, distribusi barang dan kegiatan logistik perusahaan. Lingkungan eksternal dapat dianalisis melalui pesaing, pelanggan, pemasok atau supplier, kondisi sosialekonomi serta politik di lingkungan perusahaan tersebut bergerak.
Lingkungan Eksternal Pesaing Pelanggan Pemasok
Leading company, seperti Unilever & P&G
Masyarakat menengah kebawah
Wings punya anak perusahaan yang khusus memasok bahan baku untuk bisnis-bisnis yang membutuhkan bahan kimia.
Analisis lingkungan terhadap Wings Group dapat dilihat dalam tabel berikut :
Lingkungan Internal Teknologi Marketing Distribusi Produksi
Menggunakan teknologi terkini untuk mendukung R&D dan produksi R&D yang intensif dan advertising yang provokatif mampu merebut pasar Jalur distribusi sependek mungkin, menjangkau hingga pelosok desa Toiletries, household cleaning, makanan dan minuman
Strategi yang diterapkan Grup Wings untuk corporatenya adalah unrelated diversification, walaupun industri utamanya adalah bisnis toiletries dan personal care, namun Wings juga merambah ke bidang Agrobisnis, yaitu membuka perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Selatan yang menyediakan bahan baku bagi sebagian besar industri kimia dasarnya. Bank dan Lembaga Keuangan, Wings mempunyai Bank Ekonomi yang merangkul para pedagang skala kecil dan menengah. Real Estat serta Bahan Bangunan. Wings bekerja sama dengan Grup Djarum membangun Pulo Gadung Trade Center dan mengambil alih real estat yang terbengkalai seperti Raffles Hill di Puncak, Cibubur, Surabaya dan Cilegon. Sementara bahan bangunan yang diproduksi olehWings adalah Milan Ceramics, gypsum dan plester gypsum.
Sementara strategi yang diterapkan pada masing-masing business unitnya berbeda, walau pada intinya tetap mengacu pada misi perusahaan tersebut, menghasilkan produk berkualitas istimewa dengan harga murah. Mie Sedaap dijual dengan harga murah, Rp 625-Rp 750 / bungkus, tetapi menawarkan kualitas istimewa, serta ditunjang oleh kampanye iklan yang provokatif, Mie Sedaap laku keras di pasaran. Karena banyaknya permintaan terhadap Mie Sedaap,Wings sempat kewalahan hingga hanya bisa memenuhi 10% dari order pengecer toko. Namun kini kondisi sudah lebih baik karena Wings sudah menambah kapasitas produksi di dua pabrik Gresik (Surabaya) dan Seroja (Bekasi). Mie Sedaap juga bersiap meluncurkan lima varian rasa baru, melengkapi tiga rasa yang terdahulu.
Walaupun sering dianggap sebagai follewer yang sukses, bahkan dikenal sebagai perusahaan mee too, sukses Wings tentu saja didukung oleh core competency yang membedakannya dari perusahaan lain. Jaringan distribusi yang solid, penguasaan terhadap bahanbaku dan bahan setengah jadi untuk bahan dasar sabun dan detergen, serta teknologi parfum yang disertakan dalam sabun ataupun detergen adalah core competency sekaligus kekuatan yang dimiliki olehWings.
Kesempatan yang dimiliki Wings untuk merebut pasar sangat besar, karena demand untuk produk kebutuhan sehari-hari (fast moving consumer goods) tidak akan surut, bahkan akan terus bertambah seiring pertumbuhan penduduk.
Di samping kekuatan dalam teknologi dan jaringan distribusi, sistem organisasi yang fleksibel juga menjadi kekuatan tersendiri yang sulit dicari di perusahaan lain. Sistem organisasi ini menentang arah sistem organisasi vertikal yang memuat birokrasi yang cenderung berbelit-belit. Sistem organisasi yang fleksibel memungkinkan pembuatan keputusan menjadi lebih cepat, padaWings , setiap posisi direktur memiliki kewenangan yang sama untuk membuat keputusan penting menyangkut operasional perusahaan sehari-hari. Sementara Board of Director yang jumlahnya 12 orang lebih berurusan dengan keputusan strategis jangka panjang.
Jika kita menilik pada model two-by-two-growth-share matrix yang dikembangkan Boston Consulting Group (BCG), maka bisnis yang menjadi tulang punggung dan cash cow nya adalah bisnis fast moving consumer goods.
Industri ini perputaran uangnya sangat cepat dan kalis krisis, sehingga pasarnya selalu terjamin. Sedangkan bisnis yang sedang naik daun atau menjadi star adalah bisnis makanan, yakni Mie Sedaap, yang dalam waktu kurang dari setahun dari peluncuran perdana bulan April 2003 telah merebut pangsa pasar Indofood sebesar 12%. Dari total pasar mie instan Rp8 triliun/tahun maka Wings telah mengantongi Rp.864 miliar, angka yang sangat fantastis untuk sebuah produk baru. Sedangkan bisnis yang tergolong dalam question mark adalah industri hulu yang berupa perkebunan kelapa sawit yang menghasilkan crude palm oil yang diekspor ke berbagai negara.
Menurut Porter, perusahaan memiliki dua cara yang umum dilakukan dalam merespon opportunity dan membangun competitive advantage, yaitu low cost dan differentiation. Wings dikenal sebagai perusahaan follower, namun bila dilihat dari komposisi produknya, Wings selalu menambahkan value yang membedakan produknya dengan produk pesaing, selain itu Wings selalu menjual produknya dengan harga lebih murah dari pesaing. Hal ini mungkin terjadi akibat beban produksi yang rendah, sehingga margin bisa lebih tinggi untuk menggenjot dana promosi. Selain itu Wings juga menerapkan strategi integrasi up stream dan down stream yang menjamin pasokan bahan baku secara kontinyu. Production house yang dibangun khusus, distribusi produk yang dikelola sendiri termasuk kebutuhan kemasan mampu menekan biaya produksi.
Wings juga telah menerapkan value chain dalam setiap bisnisnya sejak lama, yaitu mengupayakan agar serangkaian aktifitas dalam menghasilkan produk dari persiapan hingga after sale service berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
customer value untuk menekan biaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar